PERBANDINGAN PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA TERHADAP PEMAHAMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI MASYARAKAT WILAYAH DENPASAR TAHUN 2019/2020

Pendahuluan:Salah satu bentuk berkembangnya media komunikasi adalah dengan adanya media sosial. Media sosial yang paling sering digunakan untuk mencari informasi kesehatan yakni Facebook dan Instagram. Menurut WHO telah banyak ditemukan kasus resistensi terhadap antibiotik dan masalah ini merupakan masalah yang terjadi di seluruh dunia. Salah satu penyebab yang dapat meningkatkan angka resistensi antibiotik adalah irasionalitas penggunaan antibiotik secara mandiri tanpa resep dokter. Fenomena ini didukung kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap antibiotik Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengguna media sosial yang mencari informasi tentang antibiotik dan untuk mengetahui perbandingan pengguna media sosial terhadap pemahaman penggunaan antibiotik di wilayah kota Denpasar. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengumpulan data dilakukan sekali saja dengan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil:Hasil penelitian pengguna sosial media di wilayah Denpasar lebih banyak berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Pengguna sosial media didominasi berusia sekolah dan produktif, dengan tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Dan rata-rata bekerja sebagai karyawan swasta/bekerja dengan orang lain/sebagai driver ojek online. Hasil uji statistik Spearman Rank penggunaan sosial media dengan pemahaman penggunaan antibiotik diperoleh nilai p-value sebesar 0,006 (p-value <0,05) nilai R sebesar 0,271. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan sosial media terhadap pemahaman penggunaan antibiotik dengan tingkat korelasi cukup dan bersifat searah.